Tags
asrama, insan cendekia, man ic, man ic serpong, mos, ospek, sma
Tulisan ini merupakan amanah dari Abah saya, setelah sebelumnya kawan beliau ada yang curhat terkait pelaksanaan MOS tahun ini yang dialami oleh putra beliau yang baru saja masuk SMA. Mungkin hal ini berlangsung sudah sejak lama. Adanya tulisan ini semoga menjadi inspirasi agar berita tentang MOS tidak melulu begitu-begitu saja. Kurang dan lebihnya, semoga rekan saya sesama Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong bisa menambahi.
Berikut catatan kawan Abah saya tentang MOS :
1. Tujuan utama MOS adalah baik. Sebagaimana kepanjangan dari MOS, Masa Orientasi Siswa adalah waktu pengenalan siswa terhadap sekolah sehingga begitu masuk, siswa sudah siap belajar.
2. Tetapi sebagian aktifitas yang dikerjakan di MOS tidak ada hubungannya dengan tujuan tersebut.
3. Seperti tahun-tahun sebelumnya, MOS masih saja meminta siswa baru untuk membeli atau membuat barang-barang yang remeh, sepele, namun menyulitkan yang paling tidak setiap hari ada 18-20 item yang mustahil diselesaikan dalam waktu sore hingga malam hari. Hal ini akan menyulitkan bagi siswa yang tidak mampu, juga siswa yang tinggal diluar kota karena tidak ada yang membantu. Perintah kadang asal keluar dari seniornya saja.
4. Orang tua siswa tidak mendapat jadwal kegiatan MOS. Sehingga tidak tahu materi apa yang diberikan juga tidak jelas pukul berapa akan selesai.
5. Apakah guru mengetahui/mengontrol kegiatan yang dikelola OSIS tersebut?
6. Setiap tahun terjadi korban kekerasan fisik akibat tindakan MOS. Kekerasan yang terjadi tidak melibatkan guru secara langsung. Pelakunya adalah senior terhadap junior. Yang sangat disayangkan, seringkali kekerasan itu terjadi saat junior melanggar aturan yang sepele, bukan masalah yang prinsip apalagi moral, hukum, ideologis.
7. Pola MOS tidak berubah sejak beliau menjadi siswa hingga saat ini anak beliau yang menjadi siswa. Kapan kita akan berubah? Pemandangan yang sama, beraksesoris rafia, kardus, dibentak, dibully, dihina, dll.
8. Padahal banyak kegiatan bermanfaat seperti mengenal kurikulum, teknik belajar, kiat suskes belajar, pengenalan ekskul, mengenal tiap guru dan karyawan, penmas, kebersihan lingkungan, kegiatan outdoor sosial, dll.
Dan berikut adalah MOS yang saya jalani ketika menjadi siswa baru MAN Insan Cendekia Serpong tahun ajaran 2005/2006. Sebelumnya saya perkenalkan dulu, MAN Insan Cendekia Serpong adalah sekolah negeri berasrama, yang satu angkatan hanya menerima 120 siswa. Masa orientasi kami selama tujuh hari. Tujuh hari yang berat memang, apalagi untuk yang belum pernah jauh dari orang tua. Namun kami berhasil melaluinya. Sedikit banyak, MOS itu jugalah yang mempengaruhi pola hidup kami saat ini.
1. Saya merasakan bagaimana benar-benar mengenal sekolah saya saat MOS. Kakak kelas dan guru yang begitu care dan baik hati (kecuali tim tata tertib saat itu, namun saya yakin sekali niat mereka juga baik).
2. Aktifitas MOS kami terstruktur, terencana, ada target, pun di akhir MOS kami telah mengenal sekolah dengan baik.
3. Barang yang harus kami bawa tertulis jelas di lembar barang bawaan yang harus dibawa saat akan masuk asrama. Bila ada alat yang diperlukan saat MOS, panitialah yang akan menyediakannya.
4. Kami diberi buku MOS yang tertulis jelas jadwal kami setiap harinya. Kapan kami materi, istirahat, makan siang, sholat, dll. Saya masih ingat sekali. Saking pengennya hari berlalu cepat, saat satu kegiatan terlampaui, langsung saya tandai dengan stabilo. Hehehehe. Memang kadang ada kegiatan diluar jadwal seperti saat di asrama ada “penggemblengan” dari kakak kelas, namun semua itu atas sepengetahuan pembina asrama. Terjadwal pula saat apel, yaitu kapan kami harus bertemu dengan tim tata tertib setiap harinya untuk “diarahkan ke jalan yang benar”. Jadwal kami setiap harinya adalah :
Bangun pagi
Sholat Subuh (semua sholat lima waktu harus berjamaah di masjid)
Apel pagi
Olahraga
Sarapan
Apel lagi
Materi
Sholat Dzuhur
Apel siang
Materi
Sholat Ashar
Materi
Apel sore
Sholat Maghrib
Makan malam
Sholat Isya
Kegiatan malam
Apel malam
Istirahat
5. Guru terlibat langsung dalam MOS sebagai pengawas serta pengisi materi. Jauh sebelum MOS berlangsung, panitia sudah dibentuk dan seksi acara sudah menggodok jadwal MOS dan berkonsultasi dengan guru sehingga nantinya bisa diberikan ke siswa baru.
6. Apakah kami tidak pernah dihukum? Seringgg sekaliiiiii. Hehehe. Lalu, kenapa kami dihukum? Berikut pelanggarannya :
Tidak mematikan lampu kamar saat meninggalkan kamar
Tidak mematikan kran air
Kamar tidak rapi
Baju tidak menutup pantat untuk yang putri
Rambut terlihat dibalik jilbab, jadi harus menggunakan peniti
Sepatu tidak berwarna hitam polos
Tidur saat materi
Makan/minum sambil berdiri
Makan/minum menggunakan tangan kiri
Makan/minum tidak dihabiskan
Bersentuhan dengan lawan jenis
Tidak mengucapkan salam saat bertemu orang lain
Ada lagi yang mau menambahkan? Hehe. Hukuman yang kami terima bila melanggar hal-hal diatas diantaranya adalah : dalam nametag yang kami pakai, ada kolom prestasi dan pelanggaran. Pelanggaran akan ditulis di kolom tersebut. Atau, wajah kami akan semakin menarik dengan ditempeli “tompel hitam” dari lakban yang sudah dipotong-potong, tompel tidak boleh dilepas sampai MOS berakhir. Atau, bersepatu berbungkus kresek hitam, selama sepatu kami masih belum hitam polos akan selalu seperti itu. Atau dihukum jalan jongkok keliling lapangan sambil minta maaf kepada Pak Tani karena makanan tidak dihabiskan. Tentu, selama apel kami akan dimarahi habis-habisan bila masih ada yang melakukan pelanggaran. Awalnya kami diberi kesempatan untuk mengaku. Bila tidak ada, baru disebutkan namanya untuk dipanggil ke depan barisan. Namun kami sadar, kami memang salah. Mungkin terasa sepele, tapi itu hal prinsip dan penting untuk kehidupan sehari-hari. Dan untuk masalah kedisplinan serta hal yang prinsip, agaknya memang kami perlu dikerasi agar kami yang terbiasa manja ini bisa mandiri dan sadar diri.
7. Tugas kami selama MOS sejauh ingatan saya : menghafal nama seluruh teman seangkatan secara bertahap jumlahnya dari hari pertama sampai hari terakhir. Siapa yang hafal akan ditulis di kolom prestasi. Dan saya ingat sekali, teman saya Affan Abdul Ghaffur dengan brilliannya bisa menghafal seluruh nama siswa putra seangkatan hanya dalam waktu 2 atau 3 hari (mohon koreksinya hehe). Menghafal lagu yang diberikan kakak acara, bila hafal ditulis di kolom prestasi. Menghafal nama kakak kelas panitia MOS dan meminta tanda tangannya. Mengenal kakak kelas non panitia MOS dan meminta tanda tangannya. Mengenal nama-nama guru serta karyawan juga meminta tanda tangannya. Hasilnya? hafal nama hampir seluruh penghuni sekolah sekaligus nama lengkapnya. Hehehe. Tugas yang diberikan saat meminta tanda tangan pun tidak aneh-aneh. Yang paling sering, diminta bernyanyi baik sendirian atau berkelompok, diminta menghafal surat atau doa, diminta kenalan dengan kakak kelas yang lain.
8. Materi yang diberikan selama MOS sangat beragam, mulai dari mengenal sekolah, mengenal kurikulum, mengenal bimbingan karir saat nanti akan lulus, sharing dengan alumni tentang kiat sukses belajar, tentang ekstrakurikuler, dll.
Sedikit banyak, MOS itu jugalah yang mempengaruhi pola hidup kami saat ini. Begitulah tadi yang saya katakan. Saya masih ingat bagaimana teman kamar saya selalu mengingatkan saat saya lupa mematikan lampu kamar mandi setelah menggunakannya (Hai Nadine :p), bagaimana rekan saya bercerita bahwa dia diingatkan oleh temannya saat minum sambil berdiri. Sejak saat itu juga saya belajar untuk selalu meghabiskan makanan yang porsinya saya ambil sendiri. Alhamdulillah, berkat MOS juga saya berhasil menemukan style belajar yang cocok untuk saya.
Oh iya satu lagi. Kejujuran. Itu yang amat ditekankan di sekolah kami. Utamanya kejujuran dalam hal akademik. Rekamlah video saat kami ujian, tanpa ditunggui oleh guru. Tiga puluh menit pertama khusyu’, lima belas menit kemudian mulai gelisah, lima belas menit terakhir tertawa-tawa (karena udah mentok nggak bisa ngerjakan lagi). Tidak ada niatan mencontek sama sekali. Kalaupun hasilnya keluar, seperti Bahasa Arab yang memperoleh nilai 10 dari maksimal 100, itu adalah hasil jerih payah kami sendiri. Kalau ada yang mencontek, hukumannya adalah berkeliling dari kelas ke kelas, mengumumkan di depan kelas bahwa dia telah mencontek dan berjanji tidak mengulangi lagi. Rasa malu itu akan membuat jera luar biasa. Karena itu pula, saya sangat bangga sekali dengan Kepala Sekolah saat itu, Bapak Kastolan, yang saat wisuda kami menyampaikan bahwa hasil UN kami tidaklah penting masuk 10 besar Nasional. Karena itu bukan yang utama. Yang utama adalah nilai yang kami peroleh adalah hasil usaha kami, jerih payah kami, dimana di tempat lain kecurangan UN merajalela sampai di pelosok negeri.
Dengan MOS kami yang seperti ini, masih ada juga yang tidak betah dan akhirnya pindah sekolah. Rasa-rasanya yang pindah sekolah bukan karena MOS nya terlalu berat, tapi karena memang dia tidak bisa jauh dari orang tua, tanpa fasilitas yang lengkap.
Nah, ini MOS-ku. Gimana MOS-mu? Terutama yang dari sekolah non-asrama. Yang “beda” dengan MOS kebanyakan.
Bojonegoro, 17 Juli 2014. 22.43
folback ya mbak-nya ifa hehehe :p
done! hehe
Setuju sekali kak!
Oiya nama MOS kita itu PTS kak, Pekan Ta’aruf Siswa. Waktu zaman aku begitu kk.
Salam kenal kk.
Doni
Gradiator (angkatan 15 Insan Cendekia Serpong)
salam kenal juga, Doni 🙂 seangkatan sm rifaatul mahmudah dong?
Wah. Baru baca balasannya kak.
iya kak, seangkatan. Gradiator nama angkatannya =D
Akhirnya nulis blog juga lu :p
well written 🙂
ampun dam baru baca komen elu. jarang buka blog kalau ga lagi ngepost. ahahaa iyaaa.
susah banget mau konsisten. padahal gue juga banyak banget waktu luang. baru bisa on fire kalau bener2 excited banget buat nulis. ide sh banyak. tapi tenggelam seiring adanya alasan “ntar aja ah nulisnya..”
Tulisan yang sangat baik! Ciamik!
terima kasih banyak kak. 🙂
Keren sekali kak ceritanya., ah sayang belom bruntung ke sana.. 😥 Kalo di SMA 2 Kediri bagus kak.. Kita ditekankan banget sama solidaritas dan kedisiplinan, hukumannya selalu ditentukan sendiri oleh angkatan (tapi harus masuk akal dan bermanfaat) waah kak., infonya bikin ngga rela tuh ngga masuk IC. Tapi bersyukur kak saya bisa dapat yg favorit tingkat Jatim 😀
hehehe. percayalah. Allah pasti menempatkanmu ditempat yang terbaik untukmu. bisa dibaca blog saya yang judulnya “it called destiny” 🙂
anak ic? 🙂
Alhamdulillaah saya anak IC 🙂
Ass, kak… (just sharing) aku yakin pasti kakak bangga bgt bisa jadi alumni IC… rasanya sedih ketika mendengar nama atau kata2 yang berhubungan sama IC “MAN INSAN CENDEKIA” “BSD sektor XI” ahh bikin aku nangis… sekolah yg aku impi-impikan sejak aku sd. belajar dgn giat demi diterima di IC, tapi hasilnya aku gak diterima kak, aku ikut tes tahun ini… susah banget move-on dari kegagalan masuk IC, bahkan sampe sekarang aku udh mulai masuk sma tetep aja masih pengen bgt jadi siswa IC, padahal ini gak mungkin.. Aku bener2 salut sama alumni2 dan siswa2 IC yg ramah, sopan, dan baik… Apalagi siswa sama alumni-nya anak2 pilihan dan cerdas2.. pengalaman aku tes di IC bener2 gak akan terlupakan.. aku senang, setidaknya aku pernah bermalam di IC, seharian mengerjakan soal2 masuk IC, duduk dikelas yg biasanya dihuni oleh siswa2 IC yg cerdas2..
terima kasih atas perhatiannya
wass,,
waalaykumsalam. wah kakak terharu atas kerja keras kamu dek. beruntung sekali sekolah yang saat ini ditempati kamu. percayalah, Allah pasti punya rencana dibalik itu. kakak juga pernah gagal kok. baca aja tulisan aku yg judulnya “it called destiny”. kamu bsa jadi seperti alumni IC tanpa harus sekolah di IC kok. 🙂 semangat ya! mungkin lain kali, niatnya bisa diperbaiki. bukan “agar diterima disini atau disitu”, tapi agar bisa memperoleh ilmu yang bermanfaat yang lebih banyak lagi.
Terima kasih banyak kak, atas motivasinya ternyata semua anak IC yang pernah aku temui jago memotivasi dan baik2.. Iya ka, kegagalan di IC itu pengalaman plng berharga dan IC jadi pemacu aku untk lbh giat belajar.. Kak, kasih tau dong aktivitas sehari2 di IC, siapa tau aku bisa menerapkannya dlm kehidupan sehari2, itu jika kaka berkenan..
insya Allah kegiatan sehar-hari di IC, bangun pagi sholat subuh jamaah di masjid. sebelum ke masjid bisa tahajud dulu di kamar. setelah subuh, baca Al Qur’an. kemudian sarapan. siap ke sekolah. pelajaran sampai dhuhur, makan siang dan jamaah di masjid, lanjut belajar lagi sampai ashar. ashar di masjid. setelah pulang sekolah, ada yang ke perpustakaan, ada yang olahraga (basket dll), ada yang mengerjakan tugas, ada yang ngurusi organisasi (jurnalistik, osis, dsb), ada yang pulang ke asrama untuk istirahat atau cuci-cuci. maghrib sholat di masjid, baca al qur’an lagi, lalu makan malam. isya di masjid. setelah itu waktunya belajar. lalu istirahat tidur. 🙂
Makasih banyak kak 🙂 oh, iya kak, kalo di IC ada ditarget buat hafal beberapa juz atau ada baca kitab2 gak??
target nggak ada sih. cuman dulu ada syaikh dari mesir kalau temen2 mau setor hafalan. baca kitab dulu pernah ada. kurang tahu sekarang masih ada apa nggak 🙂
makasih banyak kak. Informasinya sangat bermanfaat… Kak, kalo di IC kurikulum sama pelajarannya beda gak sama SMA atau MA yang lain? Hehe maaf kalo bnyak tanya 🙂
Wah keren ya, bisa masuk IC.. kalau boleh tau, kakak domisili mana?
Saya dulu daftar, sudah ikut tes, tapi tidak diterima. Tapi alhamdulillah, Allah menempatkan saya di SMAN 1 Surakarta, yang insyaAllah tidak kalah baik dengan IC. Tapi kalau ingat IC Serpong, masih kecewa dan sedih juga sih :’)
saya domisili bojonegoro, jawa timur dek. hehe.
wah di surakarta ya, adek saya di uns, jadi ya lumayan sering ke solo 😀
benar sekali. sedih dan kecewa itu wajar, tp bagaimana membuat hal tsb menjadi hal yang positif, pasti nantinya nggak kalah sama anak IC. bersyukur sekali sman 1 surakarta menerima siswa seperti kamu 🙂
assalamualaikum, kak 🙂
aku direkomendasikan pak away untuk baca postingan ini soalnya ini keren banget. dan lagi, saat ini aku kelas XI IPS dan sedang mengerjakan tugas KIR. kalau seandainya aku minta izin buat jadiin blog kakak sebagai salah satu sumber, boleh gak kak? kebetulan tema aku adalah PTS juga. makasih banyak kak 🙂
wassalamualaikum 🙂
waalaykumsalam, dek. iya boleh. tapi bener gpp ta? soalnya kalo kti beneran kan sumbernya ga boleh dr blog. hehe.
iya aku sih kemarin direkomendasikan untuk baca. kayaknya sih supaya aku dapat pencerahan (?)
hehe. kalau baca mah boleh banget dek 🙂
Assalamu’alaikum mba Rofida,
saya orang tua dari salah satu siswa MAN IC th ajaran 2015/2016. saya senang baca artikel ananda. terimakasih minimal saya bisa tenang dengan baca ini.
Wassalam…
Wasit Abu Ali
Wa’alaykumsalam. Alhamdulillah bila artikel saya bermanfaat untuk Bapak. Semoga kita sama-sama bisa menjaga MAN IC agar selalu mendidik dengan adab serta bisa dicontoh sekolah lain. Aamiin.
Assalamualaikum ka, saya ini sudah mau mos di man ic, mau nanya kalo list barang bawaan itu harus lengkap semua ya, kalo ada beberapa tidak dibawa gimana.. apa dihukum nanti,,
Waalaykumsalam. Kalau saya dulu bawa lengkap. Kalau ndak lengkap, nggak dihukum setau saya. Tp kurang tau juga sekarang list nya apa saja dan yang tidak dibawa itu benda yang essensial untuk mos atau tidak. Kalau tidak essensial untuk mos, biasanya untuk mempermudah kegiatan sekolah/asrama saja setelah mos.
Pingback: Daus dan MAN Insan Cendekia | Tembus Langitmu
ahhh… mau banget masuk ic kak huhuu aku dari bengkulu kak, mau masuk ic di bengkulu tengah, kemarin udh tes tertulis. ga percaya diri sih kak soalnya kayanya banyak yang gabisa dari pada bisa soalnya. hehe tp optimis ajalah. smg ada jalan masuk ic Aamiin
Wah. Semoga nanti hasilnya memuaskan yaa. Tetep semangat, dek! 🙂 Aamiin. Pasti nanti Allah ngasinya yang terbaik kok.