• About

unspoken mind

~ if you can't tell, just write

unspoken mind

Monthly Archives: July 2016

Dokter Yang Baru Pertama Kali Donor Darah : Mau Pingsan Tapi Bikin Ketagihan

16 Saturday Jul 2016

Posted by Rofida Lathifah in doctor, hospital life, opinion

≈ Leave a comment

Tags

donor darah, efek donor, jarum suntik, manfaat donor, pengalaman donor, pertama kali, PMI

IMG_9809

Donor darah : tidak sehoror yang dibayangkan

Siapa bilang dokter selalu berani sama jarum suntik? Saya kasih tahu ya. Justru banyak banget petugas medis baik dokter, perawat, bidan dan lainnya yang takut sama jarum suntik. Nggak mau disuntik, maunya nyuntik.

Selama hidup, saya belum pernah sekalipun donor darah. Alasan pertama, takut darah. Alasan kedua, takut ditusuk jarum gede dalam waktu yang lama. Kalau disuntik buat ambil lab atau masukin obat masih oke, kan cuma bentar pun jarumnya juga kecil. Kalau donor darah jujur saya ngeri banget. Pernah saat koas saya memberanikan diri ikut donor darah. Namun ditolak karena tensi dan Hb saya rendah. Entah harus seneng apa sedih.

Sebenarnya sebagai tenaga medis, saya malu. Sering menyarankan orang untuk transfusi darah tapi nggak pernah donor darah. Sebaliknya, banyak yang bukan tenaga medis justru rutin setiap 3 bulan mendonorkan darahnya seperti adek lelaki saya. Maka ketika RSI Jombang mengadakan buka puasa bersama sekaligus donor darah, saya ikut mendaftar. Tentu saja dengan masih deg-degan setengah mati.

IMG_9817

yang udah rutin donor, selow bangetlah

Donor darah dilakukan ketika Ramadhan dimana stok darah seringkali menipis. Hal itu biasanya berlanjut hingga lebaran. Maka sebuah ide yang luar biasa untuk menjemput bola, mengadakan buka bersama sekaligus donor darah. Dengan mengumpulkan calon pendonor sebanyak 30 orang, PMI sudah mau mendatangi lokasi donor.

Sambil mengajak 5 anggota keluarga, saya mengikuti buka puasa bersama yang dilanjutkan dengan donor darah. Proses diawali dengan calon pendonor mengisi kertas registrasi skrining untuk menentukan apakah seseorang layak menjadi pendonor. Terdiri dari identitas dan beberapa pertanyaan terkait kondisi kesehatan kita.

IMG_9812

harus diskrining dulu

Kemudian kita dipanggil untuk periksa tensi dan kadar hemoglobin. Setelah diketahui hasilnya, barulah petugas PMI menentukan apakah kita layak menjadi pendonor. Dari 5 keluarga yang saya bawa, hanya 3 yang layak. Saya, suami dan adik laki-laki kedua. Sedangkan adik ipar dan adik laki-laki kelima belum layak donor. Jeng jeng. Dimulailah proses donor darah pertama kami. Ya, kami. Saya dan suami yang ternyata juga belum pernah donor darah.

Ternyata selain kami, banyak juga karyawan RS yang baru pertama donor darah. Jadi seru melihat berbagai macam ekspresi mereka. Ada yang takut-takut sampe nutup mata, tapi banyak juga yang santai kaya di pantai nggak ada apa-apa. Suasana makin seru saat salah satu karyawan menggoda yang lainnya, “Kamu kok lama banget nggak selesai-selesai? Jangan-jangan macet tuh. Perlu pindah tempat jarum,” yang dijawab dengan “Udah jangan berisik nanti makin lama selesainya. Aku udah ndredeg nggak karuan ini.”

Tiba saatnya suami donor darah. Semua berjalan lancar hingga 10 menit kemudian proses selesai. Bahkan suami sempat memotivasi saya, “Nggak sakit kok. Nggak seserem yang dibayangkan.” Maka ketika giliran saya, dengan Bismillaahirrahmaanirrahiim saya berdoa. Mudah-mudahan lancar. Kebetulan kursi donor kami berhadapan satu sama lain.

IMG_9814

first timer, yay!!!

Selesai donor, suami tidak langsung diperbolehkan berdiri karena bibirnya terlihat pucat. Beliaupun akhirnya istirahat sejenak sebelum pulih kembali. Rupanya dulu sempat trauma dengan jarum suntik yang lama menempel di kulit. Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk donor lagi.

Donor saya pun berjalan lancar. Tangan tidak terasa dingin, bibir tidak pucat. Saat ditusuk jarum nggak sakit. Jarum menempel 10 menit juga biasa aja. Selama proses donor ada sensasi lucu ketika merasakan darah mengalir ke kantong. Oleh petugas PMI, saya tetap dianjurkan rehat sejenak sebelum meninggalkan tempat karena ini adalah donor pertama saya. Kepada pendonor, PMI memberikan ucapan terima kasih dengan sebuah bingkisan kecil berisi makanan ringan dan vitamin penambah darah. Dengan hati gembira saya menuju foodcourt untuk beli jus. Mission accomplished. Alhamdulillaah saya berhasil donor darah!

Namun semua berubah ketika kemudian saya merasakan sensasi aneh di bagian perut. Padahal udah buka puasa. Kok perut nggak enak? Demi merasakan tanda itu, saya akhirnya duduk di kursi sambil mengangkat kedua kaki. Namun kondisi tak juga membaik. Malah keringat dingin yang muncul. Tanpa babibu saya langsung berjalan cepat setengah berlari menuju IGD. Tidak sanggup untuk berkata apa-apa kepada suami. Hanya menunjuk tas, meminta tolong untuk dibawakan. Melihat gelagat aneh, suami menyusul saya sambil membawakan tas.

Sampai di IGD pandangan mata sudah gelap namun saya berhasil mencapai kasur dokter jaga tepat pada waktunya sambil mengangkat kedua kaki setinggi 45 derajat. Saya nggak jadi pingsan. Adik-adik dan suami segera menyusul seraya memotivasi. “Tadi pas donor foto-foto sambil ketawa, lah sekarang malah tepar di kasur jaga”. Apalah daya, untung saja saya belum pulang. Bersyukur juga saya nggak pingsan di lokasi donor, nanti malah bikin heboh semuanya.

Meski udah kliyengan hampir pingsan setelah donor pertama, tidak menyurutkan semangat saya untuk donor lagi. Karena donor darah tidak semenakutkan yang saya bayangkan! Dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh pasien ketika menerimanya, sungguh waktu yang kita sisihkan kurang lebih 20 menit untuk donor bukanlah apa-apa. Ditusuk jarum, enggak sakit. Jarum nempel 10 menit, nggak ada rasanya. Selesai donor jarum dicabut, biasa aja. Yang butuh waktu hanya penyesuaian tubuh setelah diambil darah kurang lebih 300cc dalam waktu singkat. Saya percaya tubuh akan menyesuaikan diri dengan baik bila saya rutin melakukannya. Maka ketika mendapatkan broadcast message pasien yang membutuhkan golongan darah yang cocok dengan kita, segera daftarkan diri menjadi pendonor secepatnya.

Saran saya untuk yang belum pernah donor darah, donorlah! Kalau nggak berani, carilah teman yang sudah pernah melakukan donor untuk menyemangati. Kamu nggak pernah tahu betapa berharganya setetes darahmu. Apalagi dalam Bulan Ramadhan dan lebaran, akan sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.

Pastikan kamu dalam kondisi sehat, sudah makan sebelumnya dan tidak memanipulasi form skrining atau akan merugikan dirimu. Sebisa mungkin jangan mengendarai kendaraan sendiri, atau bila terpaksa, beristirahatlah dulu minimal satu jam. Jaga-jaga kalau terjadi respon tubuh yang lambat terhadap perubahan yang terjadi mendadak seperti kasus saya.

Trust me, sekali donor akan bikin ketagihan. Tapi jangan lupa, baru boleh donor lagi minimal 75 hari atau 3 bulan kemudian ya. Dan kalau memang setelah di tes tidak layak menjadi pendonor, jangan maksa. Masih banyak kandidat lain yang potensial dan kamu nggak perlu berkorban yang justru malah merepotkan para petugas.

Because every drop can save life. Selamat donor darah!

Advertisements

Mau Foto Keluarga di Jombang? Idea Studio Bisa Jadi Pilihan

02 Saturday Jul 2016

Posted by Rofida Lathifah in family, review

≈ 2 Comments

Tags

foto keluarga, fotografer, fotografi, idea foto studio, jombang, review, studio foto, vendor

IMG_9978

berasa model XD

Lebaran menjadi sebuah momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak keluarga, termasuk keluarga saya. Dengan banyaknya personil yang menyebar di seluruh penjuru Pulau Jawa, lebaran adalah waktu dimana kami dapat berkumpul lengkap meski hanya sekejap.

Namun semakin lama nyatanya semakin susah. Dengan saya yang koas, suami saya yang jaga IGD, kemudian adek yang gantian koas, menjadikan kami tidak bisa seluruhnya hadir saat lebaran. Kami pun mencari momen lain untuk merasakan lengkapnya anggota keluarga. Seperti layaknya lebaran tahun ini, karena adek sedang koas, kami bisa berkumpul hanya 6 jam saja dalam satu hari di tengah Bulan Ramadhan. Menjadikan kesempatan itu sangat langka. Bagaimana tidak? Pukul 12.00 siang, seorang adek baru saja tiba dari Batu. Sedangkan pukul 18.00, adek yang koas harus sudah kembali ke Solo.

Kesempatan berharga ini kami manfaatkan untuk foto keluarga, keinginan yang sudah sejak lama belum terwujud. Saya pun mencari studio dengan hasil foto yang paling bagus di Jombang. Menurut pengakuan seorang kawan, ada sebuah studio yang bagus hanya saja kapasitas ruangannya terbatas. Wah, padahal kan personil kami 13 orang. 😂

Target saya adalah mencari studio dengan hasil foto terbaik, bukan yang muat untuk foto. Jadi saya memutuskan tetap mengunjungi Idea Studio. Alamat di Jalan Pahlawan no 41 A Jombang. Tempatnya di tengah kota, sebuah gedung kecil di pojok jalan dekat sungai, sulit untuk parkir mobil. Pilihannya parkir di tepi jalan, atau di gerai Alfama*t yang berjarak 30 meter, atau di depan gerbang perumahan yang masih belum digunakan.

IMG_0300

Idea Studio

Saat datang, saya ditunjukkan hasil foto mereka. Lumayan bagus dibandingkan dengan hasil foto studio suami saat selesai internship bersama rekan sekelompoknya. Sayang seribu sayang, studio hanya muat untuk maksimal 5 orang dewasa atau 7 orang bila disertai anak-anak. Saya sedikit kecewa, karena sejujurnya pengen banget pake vendor ini. Udah browsing beberapa hasil foto studio lain di Jombang tapi tidak memuaskan. Saya pun mengutarakan bahwa ingin foto keluarga dengan 13 orang anggota. Salah satu pegawai disana menyarankan, kalau begitu foto di rumah saja. Bisa kok kami dipanggil.

Wah. Ide bagus! Di siang bolong saat Ramadhan, mengajak adek-adek yang berpuasa untuk datang ke studio sebenarnya bukan pilihan yang baik. Bila di rumah, kami bisa lebih leluasa dan yang pasti, nggak bingung gimana parkirnya. 😂

IMG_0301

pilihan harga portrait package

Saya diberikan harga paket untuk foto panggilan ke rumah. Saya dan keluarga sepakat menggunakan paket eksklusif dengan membuat janji maksimal 2 hari sebelumnya dan membayar DP minimal 30% dari harga paket. Setelah itu saya diberi kontak fotografer yang akan datang ke rumah untuk melakukan pemotretan. Namanya Mas Heri.

Saya booking untuk jam 12.00 siang. Mas Heri datang pukul 11.30 untuk terlebih dahulu melihat-lihat spot terbaik untuk foto. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya terpilih 3 spot foto terbaik. Pukul 12.00 tepat sesi dimulai.

“Yak untuk para cucu silakan duduk di depan,” kata Mas Heri mengawali sesi. Demi mendengar penyataan tersebut, kami tertawa tanpa bisa dicegah. Karena seluruh personil adalah anak dan menantu. Belum ada cucu. Wkwkwk. Mas Heri kemudian minta maaf dan sama sekali tidak menduga bahwa keluarga kami besar sekali.

Sesi foto berjalan sangat lancar. Mas Heri yang single fighter bisa mengarahkan kami untuk berpose sebaik-baiknya ala model dadakan. Seringkali beliau mondar-mandir berkali-kali untuk menyetting lighting supaya hasilnya memuaskan.

Pukul 13.30 sesi akhirnya berakhir. Wah padahal cuma 1,5 jam, tapi rasanya capek banget. Ternyata difoto untuk juga capek. 😂 Belum bakat jadi model profesional. Selesai foto, saya melunasi sisa pembayaran dan file asli hasil foto dalam size kecil akan siap 1 jam kemudian. Bisa diambil di studio untuk kemudian dipilih sejumlah file sesuai paket yang akan di edit dan dicetak. Kami diberi waktu maksimal 24 jam untuk memilih foto yang akan dicetak besar dan dipigura karena vendor mereka di Surabaya akan segera tutup menjelang lebaran.

Surprisingly, hasil fotonya bagus dan memuaskan! Sekelas Jombang gitu loh. Meski masih ada yang perlu diedit di beberapa bagian, tidak menjadi masalah. File mentahnya aja udah bagus. Adek-adek saya yang hobi fotografi pun mengakuinya. Kami pun bingung memilih foto untuk dicetak dan file besar yang ingin diambil. Melalui whatsapp, Mas Heri memberikan sarannya tentang hasil foto terbaik yang bisa dipertimbangkan. Setelah berdiskusi dan lelah memilih, akhirnya kami sekeluarga sepakat juga.

Esok siangnya kami segera memberikan list foto terpilih dan menambah biaya karena menambah 2 file dari paketan dan upgrade foto+frame dari 12 Rs menjadi 16 Rs. Per tambahan file biayanya Rp 50.000, untuk upgrade nambah Rp 100.000.

Senin menyerahkan file, Kamis hasilnya sudah bisa diambil. Wah, cepet banget. Saya kira sampai semingguan gitu. Seneng banget lihat hasilnya. Meski ada satu file foto yang belum sempurna, so far pelayanan dan hasil foto Idea Studio sangat memuaskan. Recomended untuk yang sedang di Jombang dan mencari studio foto yang bagus untuk foto keluarga.

IMG_0256

hasil foto 16 Rs plus frame putih

Ps : nggak dibayar buat promosi. Kalo puas dengan sesuatu, saya akan tulis reviewnya. Kali ada yang butuh. 😀

CP IDEA : 081334277128/081216581223

Recent Posts

  • The Making of Dormi(s)tory
  • Kuliah di S2 Administrasi Rumah Sakit Unair (part 1)
  • Aplikasi BNI Mobile (10)
  • Aplikasi Trello (9)
  • Aplikasi Evernote (8)

Archives

  • February 2019
  • July 2018
  • May 2018
  • April 2018
  • January 2018
  • November 2017
  • September 2017
  • August 2017
  • July 2017
  • June 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017
  • December 2016
  • September 2016
  • August 2016
  • July 2016
  • June 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • December 2015
  • November 2015
  • October 2015
  • September 2015
  • July 2015
  • April 2015
  • February 2015
  • January 2015
  • November 2014
  • September 2014
  • July 2014
  • March 2014
  • February 2014
  • January 2014
  • October 2013
  • February 2013
  • December 2012
  • November 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012

Categories

  • around the world
  • beauty of Islam
  • books
  • doctor
  • family
  • hospital life
  • Indonesia Medika
  • Institut Ibu Profesional
  • lesson from lecture
  • opinion
  • quotes
  • review
  • social life
  • Uncategorized

Top Posts & Pages

  • Persiapan Akreditasi Rumah Sakit
  • Mau Foto Keluarga di Jombang? Idea Studio Bisa Jadi Pilihan
  • Bila Suamimu Seorang Dokter
  • Tips dan Trik Beasiswa Unggulan
  • Mengapa Harus Insan Cendekia?

Twitter Updates

Error: Twitter did not respond. Please wait a few minutes and refresh this page.

Advertisements

Blog at WordPress.com.

Cancel
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy