• About

unspoken mind

~ if you can't tell, just write

unspoken mind

Tag Archives: sekolah di luar kota

Kekuatan Perisai Doa

11 Sunday Oct 2015

Posted by Rofida Lathifah in beauty of Islam, family, opinion

≈ Leave a comment

Tags

agar anak mandiri, asrama, bekal untuk anak, keluarga, mandiri, pendidikan, pergaulan remaja, sekolah di luar kota

img_7130-0Berawal dari saya yang menjumpai pasien HIV-AIDS di usia muda, 33 tahun. HIV sendiri memiliki jangka waktu yang relatif lama untuk berkembang menimbulkan berbagai macam gejala. Kurang lebih 5 tahun. Bila usia 33 tahun dia sudah terdiagnosis, pada usia berapa kira-kira memperoleh virus tersebut? Ya. 27 tahun.

 
Saya berkonsultasi dengan ayah terkait pasien tersebut. Kemudian ayah bercerita tentang pengalamannya semasa SMA dan saat menempuh program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di Malang.

 
Ayah lahir di pedalaman Nganjuk. Di sebuah desa bernama Cengkok. Dari kedua orang tua yang berprofesi sebagai petani. Mayoritas kakak-kakak dari ayah pernah mengenyam pendidikan pondok pesantren. Ayah sendiri saat SMA, merantau ke Malang untuk bersekolah di SMA PPSP (saat ini SMAN 8 Malang).

 
Sering sekali saat sekolah, beliau diminta teman sekelasnya untuk mengajari materi yang tidak dipahami di sekolah. Ayah diajak ke rumah mereka kemudian diberi berbagai hadiah sebagai ucapan terima kasih. Saat itu pesan kakak dari ayah hanya satu, jangan menginap bila belajar. Maksimal jam 9 malam harus sudah pulang ke kos. Aturan tersebut dipatuhi ayah. Sampai suatu ketika, ayah mau tidak mau harus menginap di rumah temannya.

 
Bila jam 9 biasanya sudah terlelap, tidak demikian saat menginap di rumah teman. Ayah masih ngobrol kesana kemari, hingga hampir tengah malam kemudian merasa lapar dan memutuskan mencari makanan di luar. Ketika akhirnya membeli makanan di luar, ternyata teman-teman ayah yang lain ikut menyusul dan bergabung. Kemudian tercetuslah ide untuk “mengganggu” orang-orang yang pacaran di sekitar lokasi sekolah. Pada zaman itu, di sekitar sekolah masih sepi, banyak pepohonan sehingga menjadi tempat favorit untuk pacaran.

 
Nah bagaimana teman-teman ayah mengganggu mereka? Dengan meminta uang. Istilah kerennya “malak”. Awalnya ayah tidak sadar. Untuk teman-teman ayah, hal itu hanya jadi keisengan saja. Namun kemudian ayah berpikir, lho kalau kayak gini aku lak jadi preman? Kerjaannya malakin orang. Sejak saat itu, ayah tidak pernah menginap di rumah teman lagi.

 
Menurut penuturan ayah, beliau bisa sadar bahwa itu perbuatan yang tidak baik berkat doa dari orang tua. Mereka tidak tahu apa yang dikerjakan ayah di Malang. Namun mereka selalu menyebut ayah dalam doa, memohon supaya ayah selalu dalam perlindunganNya.

 
Biasanya kenakalan terjadi karena berawal dari ajakan seorang teman dekat yang tidak bisa ditolak. Kita sungkan kalau nggak ikut. Kita kan perantau, dari desa yang pindah ke kota. Sekali-kali melihat kehidupan kota itu seperti apa.

 
Bagi orang tua, menyekolahkan anak ke luar kota juga merupakan hal yang seringkali tidak bisa dihindari. Untuk mendukung anak-anaknya mencari ilmu, mereka menyediakan segala fasilitas lengkap. Diberi rumah, mobil, pembantu, sopir, dan lain-lain. Dengan harapan sang anak dapat menimba ilmu dengan sebaik-baiknya.

 

 

Ada hal yang terlupakan. Sebuah kontrol. Ketika anak berada jauh dari orang tua, mereka akan sering menghabiskan waktu bersama teman. Teman seperti apa yang ada di lingkungan anak kita? Benarkah anak kita sudah bertindak di jalan yang benar? Atau justru malah menyimpang?

 
Saat PPDS di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang, ayah pernah menjumpai pasien seorang mahasiswa. Masuk rumah sakit karena tidak sadar. Setelah diperiksa lebih lanjut, pasien itu diperkirakan mengalami over dosis obat terlarang. Orang tua datang tergopoh-gopoh dari luar kota, menanyakan kondisi sang anak.
Setelah diberi penjelasan, beliau bercerita. Bahwa dia sudah memberikan segalanya untuk sang anak. Pasien dan adiknya menempuh pendidikan di Malang, diberi segala fasilitas. Tidak menyangka bila akan menjadi begini. Padahal selama ini, mereka baik-baik saja menurut pembantu dan sopir yang ikut bersama mereka. Usut punya usut, sang adik juga sudah terpengaruh obat, dan rumah mereka menjadi basecamp untuk teman-temannya “ngobat”.
Belum lama ini kita juga disuguhi berita tentang salah satu mahasiswa di Malang yang mengancam pacarnya untuk mencarikan perempuan lain yang masih perawan. Bila tidak dituruti, foto-foto sang pacar akan disebar. Ternyata sang pacar sudah tertekan dalam waktu yang lama. Dia sering dipaksa melayani nafsu di rumah mahasiswa itu. Di rumah tidak ada siapa-siapa karena memang sang mahasiswa berasal dari luar kota.

Betapa hancur hati orang tua. Ketika sang anak melakukan hal yang menyimpang dari jalanNya. Namun mungkin sebagai orang tua juga perlu introspeksi diri. Sudah cukupkah bekal yang diberikan untuk anak? Tidak hanya materi. Tapi juga spiritual. Agar mereka mampu berdiri tegak di tengah terjangan godaan dunia. Banyak juga anak yang sukses meski jauh dari orang tua dan diberi rumah sendiri. Hal itu tidak lepas dari kontrol yang baik tentunya.

Sudahkah mendoakan anak-anak kita? Ataukah kita hanya peduli pada nilai mereka? IP dan prestasi mereka? Lupa bahwa sang anak berada di tengah rimba kehidupan. Kemaksiatan bisa mengintai kapan saja.
Ayah saya sendiri lebih memilih untuk menitipkan anaknya di sebuah lembaga atau sekolah yang terpercaya. Paling tidak sang anak akan diatur dalam sebuah sistem. Bila sistemnya belum bagus, ayah akan membantu memperbaiki dengan kapasitas sebagai wali murid. Sang anak juga sudah dipersiapkan jauh-jauh hari tentunya. Agar tidak kaget bila berhadapan dengan sistem tersebut.
Bila pilihan sudah diambil, apakah berhenti sampai disana? Tentu tidak. Pekerjaan menjadi orang tua tidak pernah berhenti hingga bertemu di surga nanti. Untuk itu bagi para orang tua, sebutlah anakmu selalu dalam doa. Untuk para anak, mintalah perlindungan hanya padaNya. Setan tidak akan pernah berhenti menggoda. Dan hanya Allah Sebaik Baik Penjaga.

Recent Posts

  • The Making of Dormi(s)tory
  • Kuliah di S2 Administrasi Rumah Sakit Unair (part 1)
  • Aplikasi BNI Mobile (10)
  • Aplikasi Trello (9)
  • Aplikasi Evernote (8)

Archives

  • February 2019
  • July 2018
  • May 2018
  • April 2018
  • January 2018
  • November 2017
  • September 2017
  • August 2017
  • July 2017
  • June 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017
  • December 2016
  • September 2016
  • August 2016
  • July 2016
  • June 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • December 2015
  • November 2015
  • October 2015
  • September 2015
  • July 2015
  • April 2015
  • February 2015
  • January 2015
  • November 2014
  • September 2014
  • July 2014
  • March 2014
  • February 2014
  • January 2014
  • October 2013
  • February 2013
  • December 2012
  • November 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012

Categories

  • around the world
  • beauty of Islam
  • books
  • doctor
  • family
  • hospital life
  • Indonesia Medika
  • Institut Ibu Profesional
  • lesson from lecture
  • opinion
  • quotes
  • review
  • social life
  • Uncategorized

Top Posts & Pages

  • MOS DI MAN INSAN CENDEKIA SERPONG : BEDA!
  • Bila Suamimu Seorang Dokter
  • Mengapa Harus Insan Cendekia?
  • Mau Foto Keluarga di Jombang? Idea Studio Bisa Jadi Pilihan
  • Persiapan Akreditasi Rumah Sakit

Twitter Updates

Error: Twitter did not respond. Please wait a few minutes and refresh this page.

Create a free website or blog at WordPress.com.

Cancel
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy