Tags
beasiswa dalam negeri, beasiswa dokter, beasiswa doktor, beasiswa lpdp, beasiswa pascasarjana, beasiswa s1, beasiswa s2, beasiswa s3, beasiswa unggulan, contoh essay beasiswa, contoh proposal rencana studi, essay beasiswa, syarat beasiswa unggulan, tips beasiswa, tips wawancara
Tanggal 21 Mei 2017 saya menandatangani kontrak sebagai salah satu penerima Beasiswa Unggulan (BU) untuk jenjang S2. Sejujurnya saya tidak mengira bahwa saya akan terpilih menjadi salah satu awardee. Lalu apa saja yang saya lakukan sehingga saya berhasil menjadi penerima BU? Semoga tulisan ini bisa membantu teman-teman yang ingin mengikuti seleksi.
FYI, pendaftaran BU gelombang 2 masih dibuka lho sampai tanggal 31 Juli 2017. Bagi yang ingin mendaftar masih longgar nih waktunya buat mempersiapkan semua persyaratan. Adik-adik yang baru lulus SMA juga bisa banget ikutan seleksinya. đ
Informasi tentang BU bisa didapatkan melalui website beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id. Disana kita akan diberi pilihan untuk jenis beasiswa masyarakat berprestasi, pegawai kemendikbud atau mahasiswa asing. Karena saya bukan pegawai kemendikbud dan mahasiswa asing, maka saya memilih beasiswa masyarakat berprestasi.
Saya membaca syarat dan ketentuan yang diberikan kemudian membaca bagian FAQ (Frequently Ask Question). Membaca FAQ sangat penting karena mungkin ada beberapa hal yang belum jelas namun sudah sering ditanyakan oleh orang lain. Maka dari itu pertanyaan tersebut akan ditampilkan di bagian FAQ.
Setelah itu saya membuat akun di website BU. Seperti beasiswa LPDP, pendaftaran BU dilakukan secara online dengan cara mengisi form dan mengunggah dokumen yang diperlukan. Saran saya, pakailah email dari gmail untuk mempermudah proses komunikasi dengan pihak BU. Dari pengalaman, banyak teman-teman yang terhambat komunikasinya dengan BU karena email yang digunakan bukan gmail. Kadangkala email dari BU masuk ke bagian Social atau Promotion. Bila hal itu terjadi, segera pindahkan email tersebut ke bagian Primary agar kedepannya tidak lagi masuk ke bagian yang lain.
Ada beberapa kelebihan Beasiswa Unggulan dibandingkan dengan Beasiswa LPDP. Beasiswa Unggulan mencakup jenjang S1, S2 dan S3. Tidak hanya bagi mahasiswa baru, akan tetapi yang sudah menjalani perkuliahan pun bisa mendaftarkan diri (maksimal semester 3). Untuk mahasiswa S1 pendidikan dokter juga bisa lho! Pembiayaan yang diberikan oleh BU memang berbeda dengan LPDP, namun sudah mencakup biaya pendidikan, biaya hidup dan biaya buku. Beasiswa Unggulan pada tahun 2017Â hanya diperuntukkan untuk pendidikan di dalam negeri.
Seleksi BU terdiri dari administrasi dan juga wawancara. Administrasi memegang peranan penting karena menurut informasi yang saya peroleh, 50% pendaftar tidak lolos di bagian administrasi. Sedangkan untuk wawancara, bisa kita persiapkan dengan latihan dan menegaskan apa yang sudah kita tulis dalam persyaratan administrasi.
Tips Lolos Administrasi : Tunjukkan Semua dan Berikan yang Terbaik
Syarat yang dibutuhkan untuk Beasiswa Degree Dalam Negeri Jenjang S2:
Mahasiswa Baru
- Maksimal 32 Tahun
- Memiliki LoA Unconditional (akreditasi universitas minimal B)
- IPK S1, PTN 3.25 PTS 3.50
- TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5
Mahasiswa On-GoingÂ
- Maksimal 32 tahun
- Maksimal semester 3
- IPK S1, PTN 3.25 PTS 3.50
- TOEFL ITP 500/IBT 61, IELTS 5.5
Kelengkapan Berkas Beasiswa Degree:
- Kartu Tanda Penduduk (KTP)
- Kartu Tanda Mahasiswa (khusus On-Going)
- LoA Unconditional (Untuk On-Going ganti dengan surat tanda aktif kuliah)
- Kartu Hasil Studi (KHS) terakhir (Khusus On-Going)
- ljazah dan transkrip nilai terakhir
- Sertifikat TOEFL/IELTS (TOEFL/IELTS untuk S1 tidak diwajibkan)
- Proposal rencana studi (rencana perkuliahan dan sks per-semester yang akan ditempuh hingga selesai studi, topik apa yang akan ditulis dalam skripsi/tesis/disertasi, deskripsikan aktivitas di luar perkuliahan yang akan dilakukan selama studi dan bagaimana implementasi hasil studi di masyarakat)
- Surat rekomendasi dari civitas akademik atau institusi terkait
- Surat pernyataan tidak sedang menerima beasiswa sejenis dari sumber lain
- Sertifikat prestasi Nasional atau lnternasional
- Esai menggunakan Bahasa Indonesia dengan judul: “Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia” ditulis sebanyak 3-5 halaman pada kertas A4 dengan format huruf Times New Roman ukuran huruf 12 dengan spasi 1.5 line
Disini saya akan menggarisbawahi beberapa hal yang penting. Diantaranya : pastikan semua dokumen masih dalam masa berlaku yang aktif. Kalau KTP sudah tidak berlaku, segera diurus. Lampirkan surat bukti pengurusan bila KTP baru belum terbit. Begitu pula dengan TOEFL. Biasanya masa berlaku TOEFL adalah 2 tahun.
Untuk LoA Unconditional, sejujurnya saya baru mendapatkan setelah daftar ulang yang itu sudah melebihi batas pendaftaran. Lalu apa yang saya unggah? Yang saya unggah adalah screenshot dari website yang menyatakan saya lolos pendaftararan S2 Administrasi Rumah Sakit. Kemudian saya segera mengurus LoA tersebut agar bisa saya bawa hardcopynya ketika tes wawancara dilaksanakan. Perlu diketahui, saat kita dinyatakan lolos tes administrasi maka kita diwajibkan membawa seluruh dokumen asli yang diunggah untuk verifikasi berkas. Saya sempat ragu saat akan upload berkas karena belum memiliki LoA resmi. Namun suami saya sangat memotivasi dan mengatakan, âIkuti saja. Upload berkas yang kamu punya dan biarkan pihak BU yang menilai. Kita tidak boleh mundur sebelum berusaha.â Dan alhamdulillah pihak BU masih menerima LoA screenshot yang saya unggah.
Tunjukkan semua dan berikan yang terbaik. Maksudnya gimana? Contohnya untuk jenjang S1 tidak wajib melampirkan TOEFL. Namun bila kita sudah punya tentunya lebih baik dilampirkan. Karena itu akan menjadi poin tambahan. Apalagi kalau hasilnya bagus. đ Kalau kita punya banyak sekali setifikat prestasi, mana yang harus diunggah? Semua diunggah. Akan tetapi letakkan prestasi terbaik di nomor 1 agar diperhatikan oleh reviewer.
Berikan yang terbaik. Meski tertulis di persyaratan bahwa IPK minimal 3,25 dan TOEFL minimal 500, jangan terpaku disitu. Bila memungkinkan, usahakan IPK diatas 3,5 atau bahkan 3,75. Begitu pula dengan TOEFL. Usahakan diatas 550 atau bahkan 570.
Apakah harus menjadi pemenang olimpiade nasional maupun internasional untuk mendaftar BU? Tidak harus. Semua jenis prestasi di segala bidang akan diakui selama ada sertifikat yang membuktikan bahwa kita memang mengikuti kompetisi tersebut. Kalau sekedar kontributor, presenter atau koordinator apa bisa? Lampirkan saja. Yang penting kita tidak berbohong. Kemudian serahkan hasilnya pada reviewer untuk menilai. Kalau ikut kompetisi tapi nggak dapet sertifikat? Selagi ada waktu, mintalah sertifikat itu. Meski dirasa sepele, lebih baik menyimpan sertifikat dan bisa dipakai saat diperlukan daripada harus kelimpungan ketika butuh.
Saran saya, carilah prestasi minimal tingkat nasional. Caranya gimana? Browsing aja sekarang lagi ada kompetisi apa! Suka nulis puisi? Ikut lomba puisi. Suka nulis cerita? Suka fotografi? Kita bisa memilih mana saja ranah yang kira-kira kita expert didalamnya. Dengan demikian akan menambah peluang untuk paling tidak mendapatkan posisi 3 besar. Hari gini banyak banget yang mengadakan kompetisi, tinggal kita mau ikut apa engga. Setiap ikut kompetisi, jangan lupa minta sertifikat sebagai bukti ya. Apalagi kalau juara. Hehehe.
Untuk surat rekomendasi, saya meminta rekomendasi dari atasan karena saya telah bekerja. Sedangkan bagi mahasiswa On Going bisa meminta dari dosen, dan untuk mahasiswa baru S1 mungkin bisa meminta dari guru SMA. Proposal rencana studi bisa ditulis dengan detil mengapa kita memilih jurusan tersebut, apa kelebihan jurusan di universitas yang kita pilih, apa yang nantinya kita pelajari saat kuliah (bisa dilihat di website universitas tentang materi kuliah yang diberikan) maupun kegiatan non akademik yang akan kita ikuti, rencana tesis, rencana kita saat telah lulus nanti dan apa manfaat yang bisa kita berikan kepada masyarakat terkait ilmu yang kita miliki. Browsing di internet dan menanyakan kepada kakak kelas yang telah diterima di jurusan yang sama akan sangat membantu.
Bagaimana dengan essay? Apa yang harus tertulis disana? Tulislah latar belakang tentang siapa diri kita. Mengapa kita tertarik menekuni jurusan itu, adakah kisah yang begitu memotivasi sehingga mendorong kita untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Ceritakan pengalaman kita di tempat kerja maupun saat di sekolah, atau bisa juga dari organisasi maupun komunitas yang kita ikuti. Tunjukkan pencapaian yang telah kita lakukan serta perubahan positif sekecil apapun. Seringkali kita melupakan detil-detil penting dalam perjalanan hidup karena merasa âdatar-datar ajaâ. Maka, sekaranglah saat yang tepat untuk mengingat detil yang terlupakan. đ
Tips Lolos Wawancara : Jujur dan Memikat
Dulu ketika dinyatakan lolos administrasi LPDP, saya segera mencari tempat kursus untuk latihan speaking, writing dan job interview. Meski akhirnya saya tidak lolos LPDP, akan tetapi ilmu yang saya peroleh saat kursus amat bermanfaat. Dari situ saya tahu apa saja yang harus dipersiapkan ketika menghadapi wawancara. Beberapa teman termasuk suami juga sering meminta saya menjadi partner untuk latihan wawancara.
Ketika menyiapkan untuk interview, carilah semua kemungkinan pertanyaan yang mungkin bisa muncul. Lebih banyak pertanyaan lebih baik sehingga kita akan siap dengan berbagai jenis pertanyaan. Selanjutnya, siapakan jawaban versi terbaikmu. Misalnya pertanyaan berikut yang sangat lumrah ditanyakan kepada calon penerima beasiswa. âMengapa kamu memilih jurusan tersebut?â. Dengan pertanyaan yang sama, jawaban akan sangat bervariasi untuk masing-masing orang. Ingatlah motivasimu saat mengambil jurusan tersebut, ungkapkan menjadi rangkaian kalimat dan berlatihlah untuk menyampaikan dengan cara yang memikat. Seringkali kita menganggap remeh pertanyaan tersebut karena terkesan biasa sehingga merasa tidak perlu menyiapkan jawabannya. Ternyata saat wawancara tidak mampu mengungkapkan dengan baik, akhirnya menyesal tidak mempersiapkan sebelumnya. Jadi urutannya : cari pertanyaan, siapkan jawaban, latihan menyampaikan. Bila sudah lancar, secara otomatis jawaban akan meluncur dengan sistematis dan bahasa tubuh kita akan menunjukkan rasa percaya diri.
Jujur tidak sama dengan polos. Ketika ditanya, âApa kelemahanmu?â jangan sekali-kali menjawab dengan, âKelemahan saya begitu banyak sampai tidak bisa dihitung.â Semua orang tahu bahwa kita memiliki kelemahan. Akan tetapi yang harus ditunjukkan adalah apakah kita menyadari kelemahan itu dan berusaha untuk memperbaikinya. Jujur menyampaikan kelemahan kita, memikat dengan menunjukkan bahwa kita berusaha memperbaiki kelemahan tersebut.
Saat menulis jawaban untuk interview, bacalah berulang-ulang jawaban itu. Tanyakan kepada diri sendiri. Bila kita berada di posisi reviewer, apakah kita akan memilih diri kita sebagai penerima beasiswa? Mintalah kepada orang lain untuk mengoreksi jawaban kita dan memolesnya bila diperlukan. Saat hari H, datanglah lebih awal agar bisa mempersiapkan diri. Biasanya wawancara dan pertemuan BU dilaksanakan mulai pukul 08.00 pagi. Akan lebih baik bila kita hadir maksimal pukul 07.30 untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Bila ada absen sesuai urutan kedatanganpun kita bisa memperoleh urutan yang awal sehingga tidak perlu menunggu lama.
Terakhir dan yang paling penting, berdoa. Bersholawat dan membaca Al Fatihah saat akan interview. Selanjutnya memohon kepada Allah agar diberi keputusan yang terbaik. Karena tugas manusia hanya berusaha, Allah-lah yang menentukan hasilnya. Selamat berjuang teman-teman!